Konsep Pembuatan Script Game (Softskill)

Pengantar Teknologi Game
Script dan Skenario
Perkembangan teknologi komputer sangat mempengaruhi perkembangan yang ada dalam dunia game. Pembentukan karakter pada game semakin mendekati dengan keadaan sebenarnya pada dunia nyata. Ketika proses pembuatan game membutuhkan susunan yang lebih kompleks, timbullah kebutuhan untuk memisahkan konten (desain perilaku) dari mesin. Kehandalan seorang desainer game benar-benar dibutuhkan untuk merancang perilaku yang luas dari karakter. Banyak tersedia berbagai macam bentuk bahasa pemrograman yang ada. Tentunya dari kesemuanya itu memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Maka game developer harus benar-benar teliti dalam memilih bahasa dan menyusun script untuk membuat suatu game, agar nantinya game dapat berjalan lancar, tanpa bug, dan mampu menjalankan script dengan kebutuhan hardware seminimum mungkin.
Konsep Pembuatan Scripting pada game
·         Pemilihan Bahasa Pemrograman
Pemrograman suatu game bisa menggunakan berbagai macam jenis bahasa pemrograman. Diantaranya yang terkenal adalah C++, C dan Java.
Proses pembuatan game modern bisa memakan waktu 1-3 tahun untuk menyelesaikannya. Lamanya suatu pengembangan bergantung pada sejumlah faktor, seperti genre, skala, platform pengembangan dan jumlah aset.
Sebagai contoh, sebuah game puzzle yang sederhana dengan menggunakan grafik 2D akan jauh lebih sedikit memakan waktu untuk dikembangkan daripada game role-playing komputer 3D.
Walaupun terdapat banyak sekali pilihan bahasa pemrograman untuk membuat game, namun pada intinya bahasa tersebut harus memenuhi syarat sebagai berikut :
a)         Speed
Bahasa scripting untuk game harus mampu berjalan secepat mungkin. Jika kita berniat untuk menggunakan banyak script untuk perilaku karakter dan kejadian di level game, maka script akan perlu untuk mengeksekusi sebagai bagian dari loop game utama. Ini berarti bahwa script yang lambat akan memakan waktu yang kita butuhkan untuk membuat suatu adegan, menjalankan mesin fisika, atau menyiapkan audio.
b)         Kompilasi dan Interpretasi (penyusunan dan penafsiran)
Bahasa scripting secara luas diinterpretasikan,melalui susunan serangkaian byte. Penafsiran bahasa diambil melalui format teks. Interpreter melihat setiap baris, penyusunan bekerja sesuai yang maksud dari script, dan melakukan tindakan yang spesifik.
Bahasa byte-terkompilasi dikonversi dari teks ke format internal, yang disebut byte code. Kode byte biasanya jauh lebih padat daripada format teks. Karena kode byte dalam suatu format dioptimalkan ketika dieksekusi, agar dapat berjalan lebih cepat.
c)         Ekstensibilitas dan Integrasi
Bahasa scripting perlu memiliki akses ke fungsi yang signifikan ke dalam game. Sebuah script yang mengendalikan karakter, misalnya, harus mampu untuk menanyai game untuk mencari tahu apa yang bisa dilihat dan kemudian membiarkan game tahu apa yang akan dilakukan sebagai aksinya.
Serangkaian fungsi yang dibutuhkan untuk mengakses ini jarang diketahui ketika bahasa scripting telah diimplementasikan atau dipilih. Hal ini penting untuk memiliki sebuah bahasa yang dapat dengan mudah memanggil fungsi-fungsi atau menggunakan kelas main code dalam game. Biasanya, itu adalah penting bagi programmer untuk dapat mengekspos fungsi baru atau kelas yang dengan mudah ketika pembuat script memintanya.
d)         Re-Entrancy (ikut serta ulang)
Fungsi ini sering berguna untuk memanggil script menjadi diikutsertakan ulang. Mereka dapat berjalan untuk sementara waktu, dan ketika anggaran waktu telah habis script akan dapat ditunda. Ketika script selanjutnya mendapatkan beberapa waktu kembali, maka akan dapat menjalankan kembali script yang ditunda sebelumnya.
Hal ini sering membantu untuk membiarkan kontrol hasil script saat mencapai jeda normal. Kemudian sebuah algoritma penjadwalan dapat memberikan lebih banyak waktu untuk meminimalisasi penggunaan sumber daya.
Sebuah script untuk mengendalikan sebuah karakter, misalnya, mungkin memiliki lima tahapan yang berbeda (memeriksa situasi, memeriksa kesehatan, menentukan gerakan, rencana rute, dan melaksanakan gerakan). Ini semua dapat dimasukkan dalam satu script yang menghasilkan penyekat antara setiap bagian. Kemudian masing-masing akan berjalan dengan setiap lima frame, dan beban dari eksekusi AI akan didistribusikan.
Re-entrancy yang lebih canggih harus memungkinkan penulis script untuk menandai bagian yang tidak boleh terputus.
·         Embedding (penanaman)
Embedding berhubungan dengan ekstensibilitas. Sebuah bahasa yang tertanam dirancang untuk dimasukkan ke dalam program lain. Ketika kita menjalankan bahasa scripting dari workstation, biasanya akan menjalankan program khusus untuk menafsirkan file source code. Dalam game, sistem scripting perlu dikontrol dari dalam program utama. Game yang menentukan jalannya script harus dijalankan dan harus dapat memberitahu mesin terkait bahasa scripting yang cocok untuk memproses script tersebut.
·         Bahasa Open Source
Banyak bahasa scripting game populer yang dirilis di bawah lisensi open source. Software open-source dirilis di bawah lisensi yang memberikan hak user untuk memasukkannya ke dalam perangkat lunak mereka sendiri tanpa membayar biaya tambahan.
Memulai sebagai teks dalam sebuah file teks, script biasanya melewati empat tahap:
1. Tokenization :
Tokenizing mengidentifikasi unsur-unsur dalam teks. Sebuah file teks hanya berisi serangkaian karakter (dalam pengertian karakter ASCII). Hasil tokenizer keluar sebagai kumpulan byte tertentu dan jenis dari kelompok tertentu yang membentuk mereka.
2. Parsing (penguraian) :  
Makna dari sebuah program adalah sangat hirarkis: nama variabel dapat ditemukan dalam sebuah statement pemberian nilai, ditemukan di dalam pernyataan IF-, yang ada di dalam tubuh fungsi, di dalam definisi kelas, maupun di dalam sebuah deklarasi namespace, misalnya. Parser mengambil urutan token, mengidentifikasi peran masing-masing kode dalam program, dan mengidentifikasi struktur hirarkis keseluruhan program.
Contoh1          :  if (a < b) return;
dapat dilakukan proses parsing seperti pada bagan di bawah ini :
 
3. Compiler :
mengubah parse tree ke dalam kode byte yang dapat dijalankan oleh interpreter. Kode byte biasanya berbentuk data biner berurutan. Compiler non-optimasi biasanya berisi output kode byte sebagai terjemahan literal dari parse tree.
4. Interpreting :
Tahap akhir dari serangkaian ini ialah menjalankan kode byte. Dalam sebuah compiler untuk bahasa seperti C atau C++, produk akhir akan menjadi mesin instruksi yang dapat langsung dijalankan oleh prosesor. Dalam bahasa scripting, anda sering perlu untuk menyediakan layanan (seperti re-entrancy dan eksekusi yang aman) yang tidak mudah dicapai dengan bahasa mesin.Kode byte akhir dijalankan pada sebuah “mesin virtual”. Ini secara efektif menjadi sebuah emulator untuk sebuah mesin yang belum pernah ada di hardware. Anda menentukan instruksi agar mesin dapat mengeksekusi, dengan instruksi kode byte.
Contoh Pembuatan game mengunakan script bahasa C.
Disini kami mengunakan game snake mengunakan script bahasa C
Langkah pertama maskan sintaks library
1.      #include <stdio.h>
2.      #include <stdlib.h>
3.      #include <time.h>
4.      #include <sys\timeb.h>
5.      #include <Windows.h>
Dalam sintaks digunakan Array dimana Array ini kita gunakan untuk menampung ular. Satu elemen pada array sama dengan satu segmen ular. Tiap elemen berisi posisi koordinat (x,y) segmen di layar. Berikut ini bentuk strukturnya. Kita beri nama Segment.
1.      /** Struktur **********/
2.       
3.      /**
4.          Struktur untuk menampung data tiap segment dari snake 
5.          (array)
6.       */
7.      struct Segment {
8.          int x, y;
9.      };
Kita tambahkan dua variabel global, yaitu array snake, dan length untuk menyimpan panjangnya.
1.      /** Variabel global **********/
2.       
3.      // Array untuk menampung data ular
4.      struct Segment snake[2000];
5.       
6.      // Variabel untuk menyimpan panjang ular (array snake)
7.      int length = 0;
Untuk game ini, kita menggunakan konsep queue. Artinya, elemen pada array akan ditambahkan di awal (head), dan ketika dihapus, yang hilang adalah bagian akhir (tail). Istilahnya first in first out.
Berikut ini fungsi untuk melakukan penambahan push() dan penghapusan pop().
1.      /** Fungsi-fungsi **********/
2.       
3.      /**
4.          Push segment ke snake (pada bagian head).
5.       */
6.      void push(int x, int y) {
7.          for(int i = length; i > 0; i--) {
8.              snake[i] = snake[i-1];
9.          }
10.      snake[0].x = x;
11.      snake[0].y = y;
12.      length++;
13.  }
14.   
15.  /**
16.      Pop bagian ekor snake.
17.   */
18.  void pop() {
19.      length--;
20.  }

 

Ular 3 Segment

Sekarang mari kita coba buat ular sepanjang 3 segmen pada bagian main(). Oke, supaya mudah untuk mengubah-ubah pengaturan panjang awalnya, kita simpan nilai 3 tersebut di variabel globalsnake_size. Ketiga segmen ini kita tempatkan di baris pertama (y = 0), di kolom ke 1, 2, dan 3 (x = 0 s.d. 2).
1.      /** Konfigurasi permainan **********/
2.       
3.      // Panjang segment snake saat awal permainan
4.      int snake_size = 3;
5.       
6.      /**
7.          Program utama
8.       */
9.      int main() {
10.      // Pertama-tama, push segment (node) ke kanan 
11.      // sebanyak 3 segment (sesuai nilai variable snake_size)
12.      for (int i = 0; i < snake_size; i++) {
13.          push(i, 0);
14.      }
15.   
16.      return 0;
17.  }

Rendering

Setelah ular dibuat, kita akan mencetak ular tersebut di layar. Untuk mencetak, kita buat fungsidisplay(). Fungsi display() ini akan membaca nilai x dan y setiap element lalu mencetak satu karakter ‘O’ di posisi tersebut.
Untuk bisa mencetak di posisi (x,y), kita harus memindahkan kursor ke posisi tersebut. Untuk itu kita buat juga fungsi gotoxy().
1.      /**
2.          Pindahkan posisi kursor di layar
3.          Fungsi ini spesifik untuk OS windows.
4.      */
5.      void gotoxy(int x, int y) {
6.          COORD pos;
7.          pos.X = x;
8.          pos.Y = y;
9.          SetConsoleCursorPosition(GetStdHandle(STD_OUTPUT_HANDLE), pos);
10.  }
11.   
12.  /**
13.      Gambar snake (array) di layar
14.   */
15.  void display() {
16.      for(int i = 0; i < length; i++) {
17.          // Cetak di posisi x,y
18.          gotoxy(snake[i].x, snake[i].y);
19.          printf("O");
20.      }
21.  }
Sekarang, mari panggil display() di main(), jalankan program dan lihat hasilnya (lihat baris 11-19).
1.      /**
2.          Program utama
3.       */
4.      int main() {
5.          // Pertama-tama, push segment (node) ke kanan 
6.          // sebanyak 3 segment (sesuai nilai variable snake_size)
7.          for (int i = 0; i < snake_size; i++) {
8.              push(i, 0);
9.          }
10.   
11.      // Tampilkan kondisi permainan saat ini di layar...
12.   
13.      // Bersihkan layar
14.      system("cls");
15.   
16.      // Cetak (render) snake di layar
17.      display();
18.   
19.      getchar();
20.      return 0;
21.  }

 

Game Loop

Bagaimana caranya agar ular bisa bergerak? Caranya, adalah dengan membuat infinite loop untuk me-render ulang layar setiap putarannya. Dengan demikian, setiap ada perubahan situasi (state) pada arraysnake, entah itu jumlah element (length) atau nilai x dan y nya, perubahan itu akan langsung tercermin di layar.
Mari kita taruh bagian rendering tadi ke dalam infinite loop (lihat baris 11-20).
1.      /** 
2.          Program utama 
3.       */ 
4.      int main() { 
5.          // Pertama-tama, push segment (node) ke kanan  
6.          // sebanyak 3 segment (sesuai nilai variable snake_size) 
7.          for (int i = 0; i < snake_size; i++) { 
8.              push(i, 0); 
9.          } 
10.    
11.      // Game loop. Bagian di dalam while akan dieksekusi terus menerus 
12.      while (true) { 
13.          // Tampilkan kondisi permainan saat ini di layar... 
14.   
15.          // Bersihkan layar 
16.          system("cls"); 
17.   
18.          // Cetak (render) snake di layar 
19.          display(); 
20.      }
21.   
22.      getchar(); 
23.      return 0;
24.  }
Untuk menggerakkan ular ke kanan setiap 200ms, pertama-tama, di dalam game loop kita menghitung berapa waktu yang sudah terlewati, jika waktu yang berlalu sudah lebih atau sama dengan 200ms, maka kita geser ular. Sama dengan sebelumnya, agar nilai 200 ini mudah diubah-ubah, kita simpan dalam variabel global snake_speed.
1.      // Kecepatan gerakan snake dalam ms 
2.      int snake_speed = 200;
Untuk menghitung interval waktu yang berlalu, kita gunakan fungsi ftime() untuk mendapat kan penanda waktu.
Cara menggeser ular, adalah dengan melakukan pop(), lalu push() kembali di posisi koordinat headdengan nilai x ditambah 1 karena saat ini kepala ular mengarah ke kanan.
(Lihat baris 6-8, 17-40)
1.      /** 
2.          Program utama 
3.       */ 
4.      int main() {  
5.       
6.          // Untuk menyimpan penanda waktu saat snake bergerak 
7.          struct timeb last_timestamp; 
8.          ftime(&last_timestamp); // Set nilai awal 
9.       
10.      // Pertama-tama, push segment (node) ke kanan  
11.      // sebanyak 3 segment (sesuai nilai variable snake_size) 
12.      for (int i = 0; i < snake_size; i++) { 
13.          push(i, 0); 
14.      } 
15.      // Game loop. Bagian di dalam while akan dieksekusi terus menerus 
16.      while (true) { 
17.          // Ambil penanda waktu saat ini 
18.          struct timeb current_timestamp; 
19.          ftime(&current_timestamp); 
20.   
21.          // Selisih waktu terakhir dengan waktu sekarang dalam ms 
22.          int interval = 1000 * (current_timestamp.time - last_timestamp.time) + (current_timestamp.millitm - last_timestamp.millitm); 
23.   
24.          // Snake bergerak setiap 200 ms (sesuai nilai variable snake_speed) 
25.          // Dihitung dengan membandingkan selisih waktu sekarang dengan waktu  
26.          // terakhir kali snake bergerak. 
27.          if (interval >= snake_speed) { 
28.              // Tentukan posisi x,y ke mana snake akan bergerak. 
29.              int x, y; 
30.              x = snake[0].x + 1; 
31.              y = snake[0].y;
32.    
33.              // Pop ekor, lalu push segment ke depan head sehingga  
34.              // snake tampak bergerak maju.  
35.              pop(); 
36.              push(x, y);
37.   
38.              // Perbarui penanda waktu 
39.              last_timestamp = current_timestamp;
40.          }
41.   
42.          // Tampilkan kondisi permainan saat ini di layar... 
43.   
44.          // Bersihkan layar 
45.          system("cls"); 
46.   
47.          // Cetak (render) snake di layar 
48.          display(); 
49.      }
50.   
51.      ...
52.  }
Coba jalankan lagi. Sekarang ular sudah bisa bergerak!
Tapi layar tampaknya berkedip-kedip. Hal ini terjadi karena program mencoba mengosongkan layar dengan system(“cls”); sebelum menggambar lagi. Umumnya pembuat game akan melakukan teknik double buffering untuk menghindari layar berkedip (flicker). Namun untuk menyederhanakan tutorial ini, kita akan lakukan pendekatan lain, yaitu dengan me-render ulang layar hanya ketika ular bergerak. Sehingga rendering hanya terjadi setiap 200ms sekali (5 FPS).
Caranya mudah, kita pindahkan baris-baris rendering ke dalam blok if(interval >= snake_speed) { } (lihat baris 30-37).
1.      /** 
2.          Program utama 
3.       */ 
4.      int main() { 
5.          ...
6.       
7.          // Game loop. Bagian di dalam while akan dieksekusi terus menerus 
8.          while (true) { 
9.              // Ambil penanda waktu saat ini 
10.          struct timeb current_timestamp; 
11.          ftime(&current_timestamp); 
12.   
13.          // Selisih waktu terakhir dengan waktu sekarang dalam ms 
14.          int interval = 1000 * (current_timestamp.time - last_timestamp.time) + (current_timestamp.millitm - last_timestamp.millitm); 
15.   
16.          // Snake bergerak setiap 200 ms (sesuai nilai variable snake_speed) 
17.          // Dihitung dengan membandingkan selisih waktu sekarang dengan waktu  
18.          // terakhir kali snake bergerak. 
19.          if (interval >= snake_speed) { 
20.              // Tentukan posisi x,y ke mana snake akan bergerak. 
21.              int x, y; 
22.              x = snake[0].x + 1; 
23.              y = snake[0].y;
24.    
25.              // Pop ekor, lalu push segment ke depan head sehingga  
26.              // snake tampak bergerak maju.  
27.              pop(); 
28.              push(x, y); 
29.   
30.              // Tampilkan kondisi permainan saat ini di layar... 
31.   
32.              // Bersihkan layar 
33.              system("cls"); 
34.   
35.              // Cetak (render) snake di layar 
36.              display();
37.   
38.              // Perbarui penanda waktu 
39.              last_timestamp = current_timestamp;
40.          }
41.      }
42.   
43.      ...
44.  }

 

Mengontrol Arah Gerakan Ular

Untuk bisa mengontrol arah gerakan ular, kita membuat sebuah variabel global tambahan bernamadir. Variabel ini memberitahu arah push() berikutnya, apakah ke kanan, bawah, kiri, atau atas. Arah ini akan ditentukan berdasarkan input tombol panah yang ditekan.
Pertama-tama, buat variabel global dir, dengan nilai awal ke arah kanan. VK_RIGHT adalah konstanta berisi kode untuk tombol panah kanan.
1.      // Arah kepala saat awal permainan 
2.      int dir = VK_RIGHT;
Sekarang kita modifikasi penentuan nilai x dan y untuk melakukan push() berdasarkan variabel dir. Lalu di dalam game loop, dilakukan juga pengecekan tombol yang sedang ditekan. Jika merupakan salah satu dari empat tombol panah di keyboard, maka ubah nilai dir (lihat baris 17-37, 56-73).
1.      /** 
2.          Program utama 
3.       */ 
4.      int main() { 
5.          ...
6.       
7.          // Game loop. Bagian di dalam while akan dieksekusi terus menerus 
8.          while (true) { 
9.       
10.          ...
11.   
12.          // Snake bergerak setiap 200 ms (sesuai nilai variable snake_speed) 
13.          // Dihitung dengan membandingkan selisih waktu sekarang dengan waktu  
14.          // terakhir kali snake bergerak. 
15.          if (interval >= snake_speed) { 
16.              // Tentukan posisi x,y ke mana snake akan bergerak.  
17.              // Posisi dilihat dari koordinat segment kepala (head)  
18.              // dan arah (variable dir)
19.              int x, y;  
20.              switch (dir) { 
21.              case VK_LEFT: 
22.                  x = snake[0].x - 1; 
23.                  y = snake[0].y; 
24.                  break; 
25.              case VK_RIGHT: 
26.                  x = snake[0].x + 1; 
27.                  y = snake[0].y; 
28.                  break; 
29.              case VK_UP: 
30.                  x = snake[0].x; 
31.                  y = snake[0].y - 1; 
32.                  break; 
33.              case VK_DOWN: 
34.                  x = snake[0].x; 
35.                  y = snake[0].y + 1; 
36.                  break; 
37.              }
38.    
39.              // Pop ekor, lalu push segment ke depan head sehingga  
40.              // snake tampak bergerak maju.  
41.              pop(); 
42.              push(x, y); 
43.   
44.              // Tampilkan kondisi permainan saat ini di layar... 
45.   
46.              // Bersihkan layar 
47.              system("cls"); 
48.   
49.              // Cetak (render) snake di layar 
50.              display(); 
51.   
52.              // Perbarui penanda waktu 
53.              last_timestamp = current_timestamp;
54.          }
55.   
56.          // Ubah arah jika tombol panah ditekan 
57.          if (GetKeyState(VK_LEFT) < 0) { 
58.              dir = VK_LEFT; 
59.          } 
60.          if (GetKeyState(VK_RIGHT) < 0) { 
61.              dir = VK_RIGHT; 
62.          } 
63.          if (GetKeyState(VK_UP) < 0) { 
64.              dir = VK_UP; 
65.          } 
66.          if (GetKeyState(VK_DOWN) < 0) { 
67.              dir = VK_DOWN; 
68.          } 
69.   
70.          // Keluar dari program jika menekan tombol ESC 
71.          if (GetKeyState(VK_ESCAPE) < 0) { 
72.              return 0; 
73.          }
74.      }
75.   
76.      ...
77.  }
Kita juga bisa menambahkan pengecekan untuk keluar dari program jika pemain menekan tombol ESC.
Coba jalankan lagi program, sekarang kita bisa menggerakan ular dengan bebas

Collision Detection

Salah satu aspek yang penting dalam permainan ini adalah pengecekan apakah kepala ular bertabrakan dengan dinding atau dirinya sendiri. Di sini kita bisa melakukan pengecekan saat program memeroleh posisi x dan y yang baru, sebelum melakukan pop() dan push().
Jika posisi x berada di luar batasan 0-79 (panjang console) atau posisi y berada diluar batasan 0-24 (tinggi console), maka ular telah menabrak dinding, dan permainan berakhir. Sama seperti sebelum-sebelumnya, untuk nilai panjang dan lebar console bisa kita simpan di variabel global console_widthdan console_height.
1.      // Panjang console 
2.      int console_width = 80; 
3.       
4.      // Tinggi console 
5.      int console_height = 25;
Pengecekan berikutnya yaitu mengecek apabila posisi x dan y sama dengan posisi salah satu node, yang artinya ular menabrak dirinya sendiri. Untuk mengeceknya, kita buat fungsi check_collision().
1.      /** 
2.          Memeriksa apakah terdapat salah satu segment 
3.          snake (array) di koordinat x,y. 
4.          Return 0 artinya tidak bertumpuk, 1 artinya bertumpuk. 
5.       */ 
6.      int check_collision(int x, int y) { 
7.          for(int i = 0; i < length; i++) {
8.              if (snake[i].x == x && snake[i].y == y) { 
9.                  return 1; 
10.          } 
11.      } 
12.      return 0; 
13.  }
Berikut ini baris-baris yang ditambahkan di main() untuk melakukan pengecekan tadi, serta tambahan baris yang dilakukan di luar game loop, setelah permainan berakhir (game over) (lihat baris 18-32, 44-48).
1.      /** 
2.          Program utama 
3.       */ 
4.      int main() { 
5.          ...
6.       
7.          // Game loop. Bagian di dalam while akan dieksekusi terus menerus 
8.          while (true) { 
9.       
10.          ...
11.          // Snake bergerak setiap 200 ms (sesuai nilai variable snake_speed) 
12.          // Dihitung dengan membandingkan selisih waktu sekarang dengan waktu  
13.          // terakhir kali snake bergerak. 
14.          if (interval >= snake_speed) { 
15.   
16.              ...
17.   
18.              // Jika posisi kepala (head) menabrak tembok pembatas,  
19.              // maka permainan berakhir (keluar dari game loop) 
20.              if (x < 0 || x >= console_width || y < 0 || y >= console_height) { 
21.                  break; 
22.              } 
23.   
24.              // Jika posisi kepala (head) menabrak dirinya sendiri 
25.              // (posisi sama dengan salah satu segment), maka permainan  
26.              // berakhir (keluar dari game loop) 
27.              if (check_collision(x, y) == 1) { 
28.                  break; 
29.              } 
30.               
31.              // Jika tidak terjadi tabrakan (collision), maka snake  
32.              // boleh bergerak maju.. 
33.              // Pop ekor, lalu push segment ke depan head sehingga  
34.              // snake tampak bergerak maju.  
35.              pop(); 
36.              push(x, y); 
37.   
38.              // Tampilkan kondisi permainan saat ini di layar... 
39.              ...
40.          }
41.          ...
42.      }
43.   
44.      // Setelah keluar dari game loop, berarti permainan berakhir (game over) 
45.      system("cls"); 
46.      printf("GAME OVER\n"); 
47.   
48.      printf("Press ENTER to exit..."); 
49.      getchar(); 
50.      return 0;
51.  }
Jalankan program sekali lagi, lalu coba arahkan ular ke dinding. Untuk pengetesan tabrakan terhadap diri sendiri, bisa dilakukan dengan mengubah snake_size dengan nilai yang lebih besar, agar ular cukup panjang untuk menabrak dirinya sendiri.
Tampilan layar saat terjadi tabrakan. Permainan berakhir.

Makanan!!!

Ini adalah bagian terakhir dari tutorial ini, makanan! Ular perlu melahap makanan untuk menjadi lebih panjang. Untuk itu, kita perlu menempatkan makanan di koordinat acak. Untuk menaruh koordinat makanan, kita tambahkan dua variabel global food_x dan food_y.
1.      // Posisi makanan
2.      int food_x, food_y;
Meskipun makanan ditaruh secara acak, ada dua hal yang perlu diperhatikan:
  1. Makanan harus berada di dalam layar console berukuran 80×25.
  2. Makanan tidak boleh bertumpuk dengan ular saat ditempatkan.
Maka dari itu, kita buat sebuah fungsi place_food() untuk menaruh makanan dengan memerhatikan kedua syarat tersebut. Untuk syarat nomor 2, kita bisa memanfaatkan fungsi check_collision() yang baru saja dibuat.
1.      /**
2.          Taruh makanan secara acak, namun memastikan 
3.          makanan tidak bertumpuk dengan salah satu segment 
4.          snake (array)
5.       */
6.      void place_food() {
7.          // Jika makanan bertumpuk dengan salah satu segment
8.          // snake, ulangi penempatan makanan secara acak.
9.          do {
10.          food_x = rand() % console_width;
11.          food_y = rand() % console_height;
12.      } while (check_collision(food_x, food_y) == 1);
13.  }
Di awal program sebelum memasuki game loop, kita menempatkan makanan pertama. Berikutnya, makanan akan ditempatkan ulang jika posisi x dan y baru dari ular sama dengan koordinat makanan, yang artinya ular memakan makanan. Dalam hal ini, kita hanya melakukan push() tanpa melakukanpop(), sehingga jumlah elemen bertambah.
Jangan lupa pula untuk melakukan rendering makanan di layar.
Di samping itu, kita juga bisa menerapkan sistem penilaian, misalnya nilai bertambah 100 jika ular memakan makanan. Lalu pada akhir permainan (saat game over), nilai yang sudah terkumpul ditampilkan kepada pemain.
(Lihat baris 5-6, 12-13, 21-22, 41-53, 64-67, 80)
1.      /**
2.          Program utama
3.       */
4.      int main() {
5.          // Randomize
6.          srand(time(NULL));
7.       
8.          // Untuk menyimpan penanda waktu saat snake bergerak
9.          struct timeb last_timestamp;
10.      ftime(&last_timestamp); // Set nilai awal
11.   
12.      // Untuk menyimpan nilai
13.      int score = 0;
14.   
15.      // Pertama-tama, push segment (node) ke kanan 
16.      // sebanyak 3 segment (sesuai nilai variable snake_size)
17.      for (int i = 0; i < snake_size; i++) {
18.          push(i, 0);
19.      }
20.   
21.      // Tempatkan makanan secara acak
22.      place_food();
23.   
24.      // Game loop. Bagian di dalam while akan dieksekusi terus menerus
25.      while (true) {
26.   
27.          ...
28.   
29.          // Snake bergerak setiap 500 ms (sesuai nilai variable snake_speed)
30.          // Dihitung dengan membandingkan selisih waktu sekarang dengan waktu 
31.          // terakhir kali snake bergerak.
32.          if (interval >= snake_speed) {
33.   
34.              ...
35.   
36.              // Jika tidak terjadi tabrakan (collision), maka snake 
37.              // boleh bergerak maju..
38.   
39.              // Pop ekor, lalu push segment ke depan head sehingga 
40.              // snake tampak bergerak maju. 
41.              // Namun jika posisi x,y ke mana kepala (head) snake akan 
42.              // bergerak berada di posisi makanan, tidak perlu pop 
43.              // sehingga segment bertambah panjang. 
44.              if (x == food_x && y == food_y) {
45.                  // Dalam hal snake memakan makanan, maka nilai bertambah
46.                  score += 100;
47.   
48.                  // Lalu makanan ditempatkan ulang secara acak
49.                  place_food();
50.              }
51.              else {
52.                  pop();
53.              }
54.              push(x, y);
55.    
56.              // Tampilkan kondisi permainan saat ini di layar...
57.   
58.              // Bersihkan layar
59.              system("cls");
60.   
61.              // Cetak (render) snake di layar
62.              display();
63.   
64.              // Cetak (render) makanan di layar
65.              gotoxy(food_x, food_y);
66.              printf("X");
67.   
68.              // Perbarui penanda waktu
69.              last_timestamp = current_timestamp;
70.          }
71.   
72.          ...
73.   
74.      }
75.   
76.      // Setelah keluar dari game loop, berarti permainan berakhir (game over)
77.      // Tampilkan nilai yang diraih pemain
78.      system("cls");
79.      printf("GAME OVER\n");
80.      printf("Your score : %d\n\n", score);
81.   
82.      printf("Press ENTER to exit...");
83.      getchar();
84.   
85.      ...
86.   
87.  }
Selesai! Uji coba program untuk terakhir kalinya, dan game sudah siap dimainkan!
Layar game over menunjukkan permainan berakhir beserta nilai yang diperoleh.
StoryBoard
Referensi         :

Belum ada Komentar untuk "Konsep Pembuatan Script Game (Softskill)"

Posting Komentar

Electric Smart Cars - Rational Reasons and Results When Buying One There are many reasons for buying any electric smart car, hybrid electric or plugin hybrid electric vehicle. The soaring costs of gas is likely the biggest and most pressing issue when considering buying an electric car. The environment and the planet is another concern. Whatever the reason, buying any BEV, PHEV or green planet-friendly automobile instead of that fossil-fuel burning internal combustion engine car, we'll certainly have a positive effect on helping save the planet and save you money as well. In order to make a smart electric car buying decisions, it is important to understand what the different types of electric-powered vehicles, and how smart electric cars work. There are three types of electric assisted vehicle that utilize an electric motor of some kind. The battery electric vehicle (BEV) is as the name suggests-a battery powered vehicle. There is no other power source for the vehicle, no internal combustion engine (ICE) running on gasoline, and therefore the battery must be charged between uses, and will discharge during use until it runs out. At this point the vehicle can no longer run, so you'll need to be near a charging point before you run out of gas, I mean electric juice. Two types of hybrid electric vehicles offer the best of both the electric and the ICE vehicle worlds. The hybrid electric vehicle (HEV) uses an electric motor to either propel the car or to increase the power. Generally the result of this is to extend the distance that it can travel on a tank of fuel, giving the hybrid electric car better fuel economy. Lastly there is the plug-in hybrid electric vehicle (PHEV). This runs in a largely similar way to the HEV but with one major difference-the battery can be plugged into a charging point, in order to completely charge the battery to its maximum capacity. The HEV by comparison can only charge its battery with the current generated by its ICE, or through regenerative breaking (a process in which energy is reclaimed during breaking rather than lost). By fully charging the battery the use of electrical power can be prolonged, and the use of gasoline reduced, making the PHEV the more economical of the hybrid electric vehicles. The drive-train of a BEV is very simple-a battery powers the motor, which propels the electric vehicle. The hybrid electric vehicles will run an ICE and electric motor either in parallel or in series, with both the ICE and electric motor being able to move the electric or hybrid electric vehicle. A capacitor allows energy to be channeled back into the battery too, and in the case of the PHEV a separate charging circuit like that of the BEV is included to separately charge the hybrid electric vehicle. There are two types of battery that are used in BEV, PHEV and HEV cars. Nickel metal hydride batteries are an older technology, and one that suffers from battery degradation more quickly than others. Newer, lithium-ion batteries are far more efficient, as well as longer lasting in both electric and hybrid electric vehicles. They don't suffer from memory formation like nickel metal hydride batteries, and tend to be able to provide more power for the engine than the alternative. Older hybrid electric vehicles may still use lead-acid batteries, but these are generally now considered bad for the environment, and are no longer used. There are pros and cons to making the move to an electric or hybrid vehicle. They are cheaper to run than ICE cars and have good speed, and hybrid electric vehicles have good range too. But the BEV class can run generally for only up to 40-200 miles, leading to what is known as range anxiety. Hybrid electric vehicles overcome by using the ICE as well, giving vastly superior range. Another downside is that the batteries wear out and need replacing. This is an expensive part on the car, and on a BEV the battery failure means that the car will completely fail to run. A hybrid at least has its ICE on which to fall back. However, the overall running costs to the owner are far less than for a vehicle with an ICE. The electric or hybrid electric vehicle has less moving parts and so less chances of failure that needs repair. Fuel efficiency of a hybrid is hugely increased, saving money for every mile driven, and for a BEV is even less as electrical energy is cheaper than gas. One of the biggest benefits to these vehicles is to the planet. Our oil reserves are finite and dwindling, and their continued use in this way further pollutes the environment. Moving to electric or hybrid electric vehicles will drastically reduce the pollutants emitted, and will slow the rate at which our planet's natural resources are exhausted. As far as the economy is concerned, electric and hybrid vehicles could be very positive development. The production of large numbers of these vehicles would require the building or converting manufacturing factories, and the hiring of workers to staff the factories. Claims are often made that our economy is heavily reliant on oil, and that moving away from it would destroy us, but the truth is quite different. By embracing these technologies, our economy can shift its dependence from oil onto alternatives, just as our motoring needs do. An all-electric or hybrid vehicle may cost a little more to insure than a gas vehicle. Though a small saving is possible thanks to the improved risk profile of people who own electric vehicles, other costs are higher. However, repairing electric or hybrid vehicles currently costs more because there are fewer of these vehicles on the road, and because spare parts are less abundant. This increases repair costs, which insurance companies pass on to owners. Savings in running costs can help offset this. Options are varied when considering purchasing one of these cars, giving potential owners a good range of choice when it comes to the power, size and range of their vehicle. The following are currently available or soon to be released, highway ready environmentally-friendly cars. Full details are not available for some of those cars that are not yet on sale. The Nissan Leaf is an all electric car doing 100 miles per charge and up to 90 mph, and starting at $33,720. This is a modern looking car with a reasonable range, and a competitive pricing. The Tesla Roaster is also all-electric, with an incredible 245 miles per charge, 125 mph top speed, and costs starting at $101,500. This is a stunning looking car with an equally stunning performance-and a range like no other electric car. The Smart-ED all-electric model has a 98 mile maximum range, and a top speed of 60 mph. This small car will be perfect for city driving. Starting at $599 a month for a four year lease. Ford's own all electric car-the Ford Focus has yet to be released but is expected to have a range in excess of 100 miles per charge. This car will be available from late 2011, and looks to provide all of the high-tech options that people may want, in a very stylish exterior. Final price and other details have yet to be released. Chevrolet's Volt is a PHEV that is capable of speeds of 100 mph. Fuel economy depends on how often you charge the battery, with official figures released at 60 mpg using gas and electric combined. Prices start at $32,780, giving this a reasonable price tag along with good performance. Toyota's Prius is a PHEV that has an incredible range of 475 miles on a single tank of gas, when using combined gas and the electric motor. Unfortunately, since it won't be available till early 2012 there are no more details regarding performance and pricing. A full hybrid version of the Toyota Prius is also available, with a base price of $23,520. With a combined mileage of 50mpg and a top speed of 112 mph, it has enough power and efficiency for anyone. This is a tried and trusted hybrid car with a good reputation. Ford's Fusion has a hybrid version as well, with a starting price of $19,820. With a 700 mile range per full tank of fuel, and 41 mpg, it is powerful and sleek, and has the range to take you wherever you want to go. The Escalade hybrid from Cadillac is a luxury SUV, and so it's price tag is a little larger, at $74,135. Fuel efficiency is good for an SUV at up to 23 mpg and a range of up to 575 miles per tank. This SUV balances the needs of a larger family with the desire to be a little more environmentally friendly, and does so with incredible style.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel